Pokjanis Kawasan Sumbu Filosofi Siapkan Gelar Event Gebayanan 2024

Pokjanis Kawasan Sumbu Filosofi Siapkan Gelar Event Gebayanan 2024
KABARDESANUSANTARA | YOGYAKARTA - The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks atau lebih dikenal sebagai tata ruang Kawasan Sumbu Filosofi, yakni tata ruang yang membujur dari Tugu Golong Gilig Yogyakarta, Kraton Yogyakarta hingga Panggung Krapyak.
UNESCO telah memberikan pengakuan atas keberadaan Kawasan Sumbu Filosofi sebagai heritage Warisan Dunia pada 18 September 2023, dalam sidang ke-45 World Heritage Committee (WHC) yg tertuang dalam dokumen penetapan WHC 2345.COM 8B.39. Dengan demikian sah The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks resmi menjadi Warisan Budaya Dunia yang ke-6 asal Indonesia setelah Borobudur (1991), Prambanan (1991) Sangiran (1996), Sistem SUBAK Bali (2012), Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (2019).
Penanda Bersejarah Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta tersebut antara lain: Panggung Krapyak, Sumbu Kosmologis Selatan (Jalan Gebayanan), Dinding, Gerbang, dan Kubu Pertahanan (Plengkung Nirbaya, Plengkung Jagabaya, Plengkung Jagasura, dan Plengkung Tarunasura; Jokteng Kulon, Jokteng Lor, dan Jokteng Wetan. Catatan: jokteng = pojok benteng, Kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Alun-alun (Selatan dan Utara), Kompleks Tamansari, Kompleks Masjid Gede, Sumbu Kosmologis Utara (Jalan Pangurakan, Jalan Margomulyo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margoutomo), Pasar Beringharjo, Kompleks Kepatihan, dan Monumen Tugu Yogyakarta.
Setelah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, selain bangga, masyarakat memiliki tugas untuk terus melestarikan warisan ini sebagai kontribusi Indonesia untuk peradaban Dunia. Sebagai peringatan 1 tahunnya, maka Pokjanis Kawasan Sumbu Filosofi yang beranggotakan tokoh masyarakat, yakni 20 Ketua LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan/Kalurahan) dan 20 Karang Taruna Kelurahan, akan menggelar event GEBAYANAN akhir September 2024.
Event GEBAYANAN, didiskusikan dalam pertemuan anggota Pokjanis pada Selasa (20/8) di Hotel Royal Darmo, Jalan Kemetiran Kidul Yogyakarta.
Rapat Pokjanis Sumbu Filosofi dipimpin Aryanto Hendro Suprantoro Kepala BPKSF (Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi) DIY dan dipandu Budi Supardi,,Kepala Seksi Edukasi Humas Monitoring dan Evaluasi BPKSF. Nama Gebayanan diambil dari nama jalan yang membujur antara Panggung Krapyak dan Plengkung Gading, direncanakan sebagai serangkaian acara yang menyuguhkan upacara adat tradisi, pertunjukan seni dan budaya, festival kuliner makanan tradisional, dan bersepeda menyusuri jalan Kawasan Sumbu Filosofi, serta gotong royong massal reresik atribut Sumbu Filosofi dan penanaman pohon/vegetasi.
Vegetasi kawasan sumbu filosofi diantaranya pohon asem dan pohon tanjung di sepanjang jalan Gebayanan. Ringin Wok di sekitar alun-alun kidul. Pohon Pakel dan Pohon Kweni di sekeliling alun-alun kidul. Pohon Gayam, pohon Soka serta pohon Mangga Cempora di komplek Sitihinggil kidul.
Nampak hadir diantaranya, Ketua LPMK Kadipaten Haryawan Emir Nuswantoro, SS, SE, Ketua LPMK Panembahan Sri Herawati, SH, Ketua LPMK Patehan Ir Sutaryoko, ketiganya dari Kemantren Kraton yang hadir pertemuan menyatakan siap berpartispasi aktif dan mendukung terlaksananya event ini. Demikian juga Ketua LPMK Notoprajan Edi Haryono dan Ketua LPMK Suryodiningratan Mugji Rahardjo, mengaku siap mengkoordinasikan dengan warga masyarakat pelaku seni budaya dan umkm yang akan memeriahkan event Gebayanan.
Editor :Ira Puspita