Diduga Stunting, Bocah 1,5 Tahun di Wilayah Kecamatan Gelumbang Belum Ada Perhatian Dari Pemerintah

Bocah 1,5 Tahun yang diduga mengalami Stunting
SIGAPNEWS.CO.ID I MUARA ENIM - Mendapatkan informasi warga Tim Lembaga LIPER RI, Marwan bersama Ketua PD LIPERNAS Kabupaten Muara Enim, Rusmin diikuti tim awak media melakukan investigasi ke kediaman yang diduga menderita stunting, Minggu (13/10/2024).
Setiba dikediaman, Tim Lembaga LIPER RI bersama Ketua PD LIPERNAS Kabupaten Muara Enim sangat kaget melihat ZS. Nampak bocah berumur 1,5 tahun itu terlihat kurus seperti kurang gizi, tidak seperti bocah yang seusia ZS lainnya. Nampak tangan dan kakinya mengecil, kepala bocah itu terlihat besar, matanya sendu seperti kurang berdaya saat di gendong ibunya.
Ayah bocah, Miswanto saat dibincangi menerangkan kalau anaknya ketika melahirkan di RS Prabumulih berat badannya sekitar 3,6 kilogram. Namun pertumbuhan anaknya sangat lamban, diduga katanya anaknya itu menderita apa yang namakan orang stunting.
Diakuinya, sejak umur anaknya 6 bulan, anaknya itu menderita sakit hingga sampai saat ini. Sering Ia obati, namun tidak ada perubahan. Maka Ia pun hanya pasrah karena hingga saat ini tidak ada bantuan dari Pemerintah.
" ZS sering kami obati, tapi tidak ada perubahan, maka saat ini kami hanya pasrah saja karena belum ada turut campur Pemerintah untuk membantu mengobati ZS," tutur Miswanto penuh kesedihan.
Lanjut Miswanto, dirinya sudah mengajukan minta bantuan ke Pemerintah Desa agar dapat membantu pengobatan anaknya. Tapi pihak desa tidak bisa membantu hanya dengan alasan bahwa dirinya belum ada kartu keluarga,
"Saya sudah mengajukan permohonan bantuan kepada Pemerintah desa Melilian untuk mengobati ZS, tapi belum ditanggapi, karena alasan saya belum ada kartu keluarga. Sedangkan untuk mengobati anak saya ke rumah sakit saya tidak memiliki biaya," jelas Miswanto.
Sedihnya lagi, lanjut Miswanto lagi, saya pernah mengobati ZS ke polindes Desa Melilian. Tapi ketika disana, anak saya cuma diberi roti dan ciki ciki yang harganya seribuan. Bukan berupa susu, bubur kacang hijau, telur serta obat obatan. Apa memang begitu untuk anaknya yang menderita sakit stunting.
Miswanto pun menyinggung sedikit pengetahuannya tentang program penanganan stunting dari pemerintah pusat mengenai adanya pemberian susu, bubur kacang hijau, telur serta obat obatan untuk anak - anak menderita stunting. Tapi terhadap anaknya pemberian makanan dan minuman bergizi itu tidak ada.
Melihat keadaan ZS, Tim investigasi Lembaga LIPER RI dan PD LIPERNAS Kabupaten Muara Enim sangatlah merasa prihatin, seperti tidak masuk akal Kabupaten sekaya Kabupaten Muara Enim masih diketemukan anak menderita stunting, menurut mereka hal ini sungguh sangat memalukan.
Mereka jadi mempertanyakan dikemanakan anggaran stunting yang sering digembar - gemborkan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah, sampai ZS, seorang bocah menderita stunting tidak terpantau atau terkesan dibiarkan saja.
Oleh sebab itu mereka mendesak Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim yang dalam hal ini Pj Bupati Kabupaten Muara Enim, Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Muara Enim dan Provinsi Sumatera Selatan, bahkan Pemerintah Pusat untuk turun langsung kelokasi untuk melihat keadaan ZS di Desa Melilian Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim yang diduga menderita stunting.
"Kami minta Pj Bupati Muara Enim, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Muara Enim segera turun ke lokasi untuk mengetahui keadaan bocah menderita stunting tersebut," harapnya.
Lembaga LIPER RI dan ketua PD LIPERNAS Kabupaten Muara Enim minta agar bocah ZS segera mendapatkan bantuan penanganan yang serius, jangan terlalu membuat alasan sebagai persyaratan. Karena keadaan bocah
Zaila Syaputri sudah sangat darurat.
Sementara itu, terkait permasalahan ini, ketika Tim media melakukan konfirmasi ke Kepala Desa Melilian melalui pesan WhatsApp, hingga berita ini ditayangkan belum memberikan tanggapan. (red)
Editor :Sapriansyah
Source : DPD IWOI MUARA ENIM