Solo Menari 2024: Animal Movement di Solo Safari

Tari kolosal berjudul ‘Darmapashu Taya’ menjadi acara pembuka. Suatu karya tari kolosal yang akan menampilkan ragam gerak hewan. Tari kolosal ini disajikan oleh gabungan 15 sanggar tari di Kota Solo, dengan 200 penari. Ibu Waldjinah, penyanyi keroncong langgam-jawa yang mendapat julukan ‘ Ratu Keroncong’ akan berpartisipasi pada tari kolosal ini, juga beberapa penari nasional seperti Elly D. Luthan, Sarwi, Iyeng, Agus Praetyo, Agus Bimo, Sri Widodo, Sitras Anjilin, dan Iwan Dadijono, akan berpartisipasi pada tari kolosal.
Beberapa sanggar/komunitas tari dari kota: Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Cilacap, Indramayu, Karawang, Cirebon, Bogor, Depok, Jakarta Selatan dan Biruen (Aceh), akan berpartisipasi menampilkan karya-karyanya pada acara penutupan di Balaikota Solo.
Dan pada acara puncak penutupan Solo Menari, Endah Laras, penyanyi dan juga seorang musisi, akan menampilkan lagu Walang Kekek (ciptaan Waldjinah), yang berkolaborasi dengan Moko Dance Studio. Berharap program tahunan Solo Menari ini akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Kota Solo sekaligus menghidupkan dunia seni tari dan ekonomi kreatif di Kota Solo serta menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya di Indonesia.
Tentang Solo Safari:
Jelajahi petualangan seru bersama keluarga dan sahabat tercinta hanya di Solo Safari, sebuah kawasan wisata edukasi satwa seluas 14 hektar di Surakarta, Jawa Tengah. Di sini, kamu tidak hanya akan mengenal lebih dekat satwa endemik Indonesia, tetapi kamu juga bisa berbagi keceriaan di berbagai area hiburan yang tersedia. Solo Safari yang dulunya disebut dengan Taman Satwa Taru Jurug yang dikelola dengan pemerintah kota Surakarta dan di inisiasi oleh Walikota Surakarta Bapak Gibran Rakabuming untuk mengajak bekerjasama Taman Safari Indonesia dan sekarang menjadi Taman edukasi satwa dengan wajah baru bernama Solo Safari dibawah kelola Taman Safari Indonesia yang dibuka sejak tanggal 27 Januari 2023.
Tentang Taman Safari Indonesia:
Taman Safari Indonesia memiliki lebih dari 8700 satwa, 400 spesies, dan dikunjungi oleh lebih dari 5 juta pengunjung setiap tahun. Dengan kontribusinya dalam menyelamatkan, memulihkan, dan melepaskan ribuan satwa ke alam liar sejak tahun 1980, TSI telah menjadi salah satu organisasi konservasi dunia untuk satwa endemic Indonesia dan spesies terancam punah dunia. TSI sebelumnya telah meraih 4 sertifikasi internasional dan 16 penghargaan nasional untuk pusat konservasi dan rekreasi.
Taman Safari Indonesia membuka area konservasi satwa pertamanya, yaitu The Great Taman Safari Bogor di Cisarua, Bogor, Jawa Barat pada April 1986. Setelah satu dekade, TSI berkembang dengan mendirikan The Grand Taman Safari Indonesia Prigen Jawa Timur, Pasuruan, Jawa Timur pada Desember 1997. Keberhasilan kedua, area konservasi oleh TSI mendorong perusahaan untuk membangun area konservasi lainnya, seperti The Amazing Taman Safari Bali, The Funtastic Beach Safari Batang Jawa Tengah, Jakarta Aquarium & Safari, dan yang terbaru, Solo Safari. TSI juga mengawasi beberapa unit bisnis untuk memenuhi kebutuhan pariwisata, seperti Royal Safari Garden, Safari Resort, Baobab Safari Resort, Mara River Safari Lodge, dan Safari Wonders. TSI memiliki visi untuk menjadi area konservasi satwa serta pariwisata berbasis pendidikan dan penelitian.
Read more info "Solo Menari 2024: Animal Movement di Solo Safari" on the next page :
Editor :Ira Puspita